02 Desember 2007

Efek ekstrapiramidal obat antimuntah

Di bawah ini adalah kejadian yang mungkin pernah dialami dalam kehidupan seorang dokter saat memberikan pengobatan kepada para pasiennya …
Dimaksudkan untuk berbagi …. (bukan review, bukan pula penelitian…)

Dalam praktek sehari-hari, di RS, puskesmas, atau klinik, atau di praktek pribadi …. pernahkah kita melihat pasien menunjukkan gejala ekstrapiramidal setelah minum antimuntah? Bagaimana mengatasinya?

Mungkin diantara kita pernah memberikan obat antimuntah, lalu pasien kembali datang dengan kondisi:
Lidah kelu, mulut perot, liur menetes, wajah kaku, leher sulit digerakkan dan berjalan tak terkontrol seperti robot atau berjalan miring-miring disertai kaku tangan, leher dan seluruh wajah, seperti yuyu kangkang …
itulah efek ekstrapiramidal sebagai akibat efek samping obat antimuntah.
Pemakaian klorpromazin (25 mg), perfenazin (turunan promazin, 2-4 mg) sebagai antimuntah memberikan kemungkinan terjadinya efek ekstrapiramidal lebih besar dibanding antimuntah yang sering kita kenal seperti metoklopramid, domperidon dan sejenisnya.

Contoh kasus:
Seorang anak, berumur 10 tahun mendapatkan metoklopramid 3x 1 (10mg) tablet karena muntah. Beberapa saat setelah minum obat, si anak berbicara cedal, lidah kaku kemudian makin lama lehernya kaku menoleh ke salah satu sisi, lidah makin menjulur, dan berjalan miring seperti yuyu kangkang. Mendapati si anak dalam kondisi seperti di atas, sudah barang tentu pihak keluarga panik. (hasil hetero-anamnesa dari ibu penderita)

Bila mendapati kasus seperti di atas, apa tindakan kita?
(Pada umumnya pihak keluarga membawa serta obat-obat yang sudah diminumkan, setelah kita lihat ternyata ada preparat metoklopramid)
Diberikan pengobatan ataukah dibiarkan sampai efek ikutan tersebut hilang dengan sendirinya?
Jika diberi obat, ….. apa sih yang kita berikan supaya segera pulih seperti semula?
… debatable …. (silahkan lihat kata kunci)

Yuk kita berbagi

kata kunci:

AH 1 (antihistamin penghambat reseptor H1), etanolamin, antikolinergik sentral, difenhidramin, gangguan keseimbangan komponen kolinergik dan komponen dopaminergik, gejala Parkinson, ekstrapiramidal, klorpromazin, alkaloid, metoklopramid, dopaminergik sentral, dopamino-antikolinergik sentral

Artikel asli ditulis di sini


Tidak ada komentar: