27 April 2008

Selulite : ahhh

Related: Striae
Kode : ICD.10 : L.90.6 (striae)
Kata kunci: striae, striae alba, striae rubra, striae atophicans, strech marks.

Memenuhi usul mas alle beberapa hari yang lalu di sini, penulis tergerak membuat postingan ini.

SeluliteBulir-bulir atau garis berliku (kemerahan, keunguan, kepucatan, kecoklatan) di permukaan kulit ini acapkali membuat gemas. Terutama bagi wanita, wa bil khusus wanita muda. *maaf*
Kendati bukan penyakit, tidak berbahaya dan tidak menggambarkan penyakit apapun, tetap membuat tak nyaman. Masalah penampilan.

Sebagian wanita muda (usia 20-40 tahun) mengatakan nggak PD. Apa iya sih? Selulitnya nggak kelihatan juga kan?
Demi kemulusan kulit, tak jarang uang ratusan ribu atau jutaan dikeluarkan demi menghilangkan selulite. Wajar, penampilan memang tidak murah.

APA ITU SELULITE ?
Para ahli masih silang pendapat terkait terjadinya selulite (striae*). Sebagaian berpendapat, striae terbentuk karena timbunan lemak, sebagian lainnya mengatakan bahwa striae terjadi sebagai akibat regangan “jaringan penghubung” (connective tissue) karena perubahan bentuk dan berat badan.

Penulis lebih memilih pendapat kedua. Kendati demikian pendapat pertama dapat diikuti pada kasus-kasus tertentu.
Inilah salah satu keunikan dunia medis yang dinamis dan berkembang sangat cepat, kadang harus menyesuaikan diri dengan disiplin ilmu lain tanpa meninggalkan kaidah ilmu kedokteran.

Beberapa faktor dan unsur jaringan yang diduga terlibat dengan selulite (striae*) antara lain: regangan, perubahan bentuk atau berat badan, kolagen dan elastin. Selain itu, pemakaian obat-obatan golongan steroid jangka panjang atau penyakit yang berhubungan dengannya (steroid) ikut berperan terjadinya selulite. Walau tidak jelas, faktor genetik disebut-sebut berhubungan dengan selulite.

ANGKA KEJADIAN
Samer Alaiti, MD, FCAP (Januari 2006), dkk menyebutkan bahwa di USA, selulite sering dijumpai pada wanita hamil (90%). Disebutkan pula, sekitar 70% wanita dewasa “memiliki” selulite. Apakah pria bisa ikutan punya selulite?
Alhamdulillah, kebagian juga, sekitar 40% pria dapat dihinggapi selulite.

Selulite lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding pria, sayang tidak disebutkan proporsinya. Dari segi usia, selulite lebih banyak pada dewasa muda dibanding anak-anak. Referensi lain menyebutkan bahwa selulite dapat dijumpai pada usia remaja khusunya masa pubertas.

LOKASI SELULITE
Pada wanita hamil, selulite biasanya ditemukan di daerah perut dan payudara. Sedangkan pada wanita muda dapat dijumpai di dareah payudara, pinggul dan paha, pada pria di daerah pantat dan paha. kadang selulite dijumpai di lengan bagian atas atau daerah lain.
Seringnya selulite (striae*) ditemukan di daerah tersebut dikaitkan dengan tempat penyimpanan (depot) lemak.

PENCEGAHAN
Bagi sebagian orang, selulite (striae*) seolah menjadi bagian “kenyataan hidup” yang harus dihadapi, terutama bagi wanita, terlebih wanita hamil. Disebutkan bahwa sekitar 75-90% wanita hamil berpotensi munculnya selulite.

  • Pemakaian moisturizer dan lotion (terutama yang mengandung vitamin E) selama kehamilan oleh sebagian wanita dipercaya dapat mengurangi pertumbuhan selulite. Efektivitas dan kemanfaatannya masih perlu penelitian lebih lanjut.
  • Minum cukup air (8-10 gelas sehari) disebut-sebut sebagai pencegahan yang cukup efektif. Air secara umum dapat menjaga kelembaban dan elastisitas kulit.
  • Pola hidup sehat dan olahraga ringan secara teratur dikatakan sebagai salah satu cara mencegah kemunculan selulite. Upaya pencegahan lain adalah menghindari minuman yang mengandung soda, teh dan kopi.

PENGOBATAN
Pada umumnya pengobatan selulite belum memberikan hasil memuaskan. Hal ini bergantung banyak faktor. Tak jarang pengeluaran biaya besar berakhir dengan kekecewaan. Beberapa pilihan cara dan jenis pengobatan (selulite/striae*) yang layak dipertimbangkan, antara lain:

  • Tretinoin cream. Beberapa penelitian menyatakan bahwa krem ini membantu mengurangi timbulnya selulite. Tidak dianjurkan bagi wanita menyusui karena keamanannya masih belum pasti.
  • Alpha hydroxy acids (AHAs). Dipercaya dapat mengganti lapisan luar kulit yang rusak dengan kulit baru yang lebih sehat. Klaim lain menyatakan bahwa AHAs dapat membuat kulit lebih fleksibel, sehingga dapat membantu mengurangi timbulnya selulite.
  • Endermologie. Cara ini dikembangkan di Perancis menggunakan mesin khusus. Cara kerjanya adalah memperlancar aliran darah dengan massage.
  • Bedah Laser (Laser Surgery). Disebutkan bahwa metode ini cukup efektif pada selulite fase dini.
  • Mikro Dermabrasi (Micro-Dermabrasion). Upaya “meratakan” dengan cara ini adalah menghilangkan lapisan luar kulit, sel-sel kulit yang telah mati. Proses dermabrasi sudah barang tentu menyakitkan lantaran dilakukan tanpa anestesi (pembiusan).

Bagaimana dengan “sedot lemak” ? Tidak efektif. Prosedur kosmetik hanya untuk jangka pendek (FDA), mengingat efek jangka panjang tidak diketahui keamanannya.

Temuan lain seperti Trofolastin diduga cukup signifikan mengurangi kemungkinan munculnya selulite selama kehamilan. Pemakaian secara luas masih memerlukan peneltian lanjutan mengingat kandungan aktifnya.

Amat wajar bila para wanita (muda) gelisah saat mendapati ada buliran selulite di bagian tubuhnya. Tampilan je.
Bersyukurlah bagi para wanita yang tetap dikaruniai kulit halus bak porselin walapun sudah berbuntut dan berumur. Disisi lain, selulite bagi wanita yang mengalaminya bukan berarti kiamat. (apa iya?)

Akhirnya, langkah bijak penanganan selulite adalah berkonsultasi kepada ahlinya :D

P E S A N
Renungan bagi para pria.

Wanita tak selamanya harus singset, rapet dan padet. Tak selamanya harus mulus tanpa goresan dan noda. Kendati para para wanita akan mengupayakan tampilan aduhai, kesempurnaan fisik bukan segalanya.
Jika pasangan (wanita) suatu saat dihinggapi selulite di bagian tubuhnya, tak perlu mengungkit-ungkit masalah tersebut. Apalagi sampai tega membelalakkan mata ketika menatap bulir selulite di tubuhnya.

Selulite, ahhh

Catatan:
Mohon maaf, jika gambar di atas menampakkan aurat wanita. Bukan bermaksud mengeksploitir bagian tersebut, melainkan sebagai ilustrasi belaka.

(*) Walau tidak sama persis, pada bahasan ini penulis mencoba “menyamakan” selulite dengan “striae”, terutama terkait bagian tubuh yang terlibat dan klaim beragam “obat” yang ditawarkan. Selain melibatkan “timbunan lemak” dan jaringan ikat “bawah kulit” (subcutaneous), miripnya penampakan dan tatalaksana penanggulangannya, membuat penulis “menyamakannya”. Bukan bermaksud mengaburkan istilah. Mohon maaf (terutama) bagi kalangan medis. Semoga dapat dimaklumi.

Bacaan:

Artikel asli: di sini