08 Januari 2008

ISK: kencing menetes, air matapun berlinang

Rencana tayang jam 07.00 wita gagal, akhirnya mundur hingga sore akibat listrik mati mulai pagi sampai jam 17.40 wita.
Kode ICD.10: N.39.0 (mohon koreksi)

Cuplikan episode di ruang praktek:

Episode 1:
Seorang pria masuk ruang praktek dengan wajah meringis menahan sakit, memegangi perut bagian samping sambil merintih. Kerabatnya memapah lalu membantunya naik ke tempat tidur periksa.

Menurut penuturan sang istri, sebelum ini suaminya mengeluh anyang-anyangen (bhs jawa, artinya: kencing sedikit-sedikit dan sering) disertai rasa nyeri saat kencing (dysuri) terutama pada akhir kencing. Kencing serasa tidak tuntas, dikencing-kencingkan tetap terasa ada sisa. Awalnya tidak begitu dirasakan, lantaran dianggap biasa, hanya diikat karet pada jempol kakinya. (kabar dari tetangga)


Sedang enak-enaknya nonton TV, tiba-tiba perut terasa sakit luar biasa hingga serasa tembus ke pinggang. Kencing tidak lancar, sedikit-sedikit mau kencing dan nyeri. Keringat dingin bercucuran, air mata ikut meleleh saking sakitnya.

Episode 1:
Seorang wanita dipapah 2 orang kerabatnya sembari memegang erat perutnya. Badan agak terbongkok, pucat, wajah memelas menahan sakit, seakan berkata: “cepat tolongin dong !”.

Menurut penuturannya: perut terasa kaku dan nyeri, makin lama makin nyeri serasa tembus, disertai anyang-anyangen (bhs jawa, artinya: kencing sedikit-sedikit dan sering). Pokoknya ™ nyeri sekali, sulit digambarkan saking nyerinya. Tak ayal, keringat dingin keluar, air matapun berlinang. Duhhhh
Kencing tidak lancar, kadang nyeri, kadang tidak.

Ilustrasi di atas dialami oleh seseorang saat menderita: Infeksi Saluran Kemih (ISK). Pada umumnya orang awam mengidentifikasi sebagai penyakit Ginjal. Nggak salah-salah amat sih, hanya perlu sedikit pelurusan.

Masa sih segitu menderitanya ? Jawabannya beragam. Ada yang tidak sesakit gambaran di atas, ada pula yang mirip-mirip episode di atas. Konon nyerinya seperti saat melahirkan. Ada lho yang sampai terguling-guling, merangkak menahan rasa nyeri alang kepalang.

Tindakan awal
menghadapi kondisi seperti di atas, diperlukan tindakan cepat dan kepekaan klinis seorang dokter.
Jika yakin infeksi saluran kencing (kemih) berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik, maka tindakan awal adalah menanggulangi penderitaan pasien dengan injeksi analgetik (pereda nyeri) dan antispasmodik (mengurangi ketegangan otot polos, misalnya: saluran kencing, saluran cerna)
Bukannya periksa laboratorium, rontgen atau USG ? Ho-oh, itu nantilah, kelamaan, pasien sudah meringis kesakitan nih.

Nah, barulah setelah rasa nyeri berkurang dapat dilanjutkan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen atau USG, jika diperlukan.

Maaf, prolognya kepanjangan, bagi yang mau skip silahkan download artikel ISK format pdf di bagian akhir, atau silahkan baca offline.

INFEKSI SALURAN KEMIH ( ISK )

PENGERTIAN
Infeksi Saluran Kemih adalah adanya infeksi oleh mikro-organisme dalam saluran kemih. Mikro-organisme sebagai penyebab ISK kebanyakan bakteri aerob. Selain itu ISK dapat disebabkan oleh virus dan jamur.

ISK tidak pandang bulu, dapat menimpa semua umur, pria maupun wanita. Angka kesakitan pada wanita lebih banyak dibanding pria. Proporsinya variatif, tidak ada angka pasti yang menyatakan perbandingan antara wanita dan pria selain disebutkan bahwa wanita lebih banyak menderita ISK daripada pria.
Hal ini dapat dipahami mengingat saluran kencing wanita bagian bawah dihuni bakteri yang makin kurang jumlahnya ke arah kandung kemih.

David S Howes, MD (University of Chicago, 2005) memperkirakan sekitar 20% wanita mengalami masalah saluran kemih selama hidupnya.

Keberhasilan penatalaksanaan ISK bergantung kepada pemeriksaan dini para penderita, penilaian laboratorium, ketepatan pemilihan jenis antimikroba (termasuk dosis dan lama pemberian), faktor kondisi penderita dan follow up selama masa pengobatan.

Kendati ISK disyaratkan adanya bakteri dalam urine dalam jumlah bermakna, tidak menutup kemungkinan tanpa bakteri dalam urine. Hal ini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut:

  • Tempat infeksi tidak dilalui urine sehingga bakteri tidak ditemukan dalam urine
  • Adanya bendungan pada saluran yang terinfeksi
  • Pemberian antibiotika, sehingga bakteri dalam urine tersamarkan.

Kondisi lain yang patut diperhatikan dan beberapa istilah yang juga digunakan dalam klinik antara lain:

  • Asymptomatik Significant Bacteriuria, yakni ISK dengan bakteri dalam urine bermakna tanpa disertai gejala.
  • Bacterial cystitis, yakni suatu kumpulan gejala yang terdiri dari: sakit waktu kencing dan sering kencing.
  • Abacterial cystitis (urethra syndrome), yakni suatu kumpulan gejala yang terdiri dari: sakit waktu kencing dan sering kencing tanpa disertai bakteri dalam kandung kemih.

PENYEBAB
Mikro-organisme terbanyak sebagai penyebab ISK adalah Escherichia coli sebanyak 50-90%, lalu berturut-turut disusul Klebsiella atau Enterobacter, Proteus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Enterococci, Candida albicans dan Staphylococcus aureus. ( L. Barth Ruller )

Adapun jenis virus yang dapat menyebabkan ISK adalah Adenivirus (diduga sebagai penyebab infeksi kandung kemih)

PERJALANAN PENYAKIT
Bagaimana mikro-organisme masuk ke saluran kencing hingga menimbulkan infeksi ? Kadang penderita ISK merasa heran, mengapa bisa terjangkit padahal dirinya bukan tipe jorok. Ok, mikro-organisme masuk ke saluran kencing melalui beberapa cara, yakni:

  • Penyebaran langsung dari tempat infeksi terdekat.
  • Penyebaran mikro-organisme melalui aliran darah (hematogen)
  • Penyebaran mikro-organisme melalui saluran getah bening
  • Dari luar, misalnya karena pemakaian kateter, dan lain-lain.

Faktor pencetus
Selain beberapa cara penyebaran di atas, ISK mudah terjadi karena kondisi-kondisi di bawah ini:

  • Bendungan aliran urine
  • Kembalinya urine dari kandung kemih ke saluran kencing bagian atas ( refluks vesiko-ureter)
  • Adanya sisa urine dalam kandung kemih
  • Gangguan metabolisme
  • Peralatan medis, misalnya kateter
  • Wanita hamil, karena bendungan dan ph urine yang tinggi.

G E J A L A
Tanda-tanda ISK tidak khas, sebagian diantaranya bahkan tanpa gejala. Biasanya, keluhan yang sering dijumpai antara lain:

  • Nyeri saat kencing (disuria)
  • Kencing sedikit-sedikit dan sering (polakisuria) *bhs jawa: anyang-anyangen*
  • Nyeri di atas tulang kemaluan atau perut bagian bawah (suprapubik)

Tanda-tanda tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bagian saluran kencing yang terinfeksi.

  1. ISK bagian bawah: biasanya ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa panas saat kencing, kencing sedikit-sedikit dan sering, rasa tidak nyaman di atas tulang kemaluan (suprapubik)
  2. ISK bagian atas: ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di pinggang, mual, muntah, lemah, demam, menggigil, sakit kepala.

Catatan penulis:
Biasanya kalau membaca tanda atau gejala penyakit, pembaca ada kecenderungan mencocok-cocokkan. Tidak salah sih, sebagai langkah waspada. Di sisi lain tidak perlu terlalu risau jika mendapati ada salah satu gejala yang kebetulan dialaminya. Tidak lantas berpikiran “jangan-jangan” menderita ini dan itu.
Eit, ntar dulu. Catatan ini bukan berarti menutup pintu diskusi lho. Kita tetap terbuka dengan semangat berbagi.

PEMERIKSAAN
Bagi yang mampu (banyak uang cak), bisa jadi pemeriksaan lengkap tidak menjadi masalah berarti. (hiks, tetap masalah kalo terlampau mahal ya) Masalah besar jika ISK menimpa pasien tak mampu, mahal sih, alih-alih mau periksa nan lengkap dengan biaya aduhai, untuk makan saja sudah teramat berat.
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah sebagai berikut:

  • Analisa Urin (urinalisis)
  • Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
  • Pemeriksaan kimia
  • Tes Dip slide
  • Pemeriksaan penunjang lain meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu atau kelaianan lainnya.

Analisa Urin (urinalisis)

  • Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin). Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urine.
  • Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin). Merupakan petunjuk adanya ISK jika ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.

Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan secara mikroskopis dan biakan bakteri.

  • Mikroskopis. Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan). Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.
  • Biakan bakteri. Ditujukan untuk memastikan diagnosa ISK.

Pemeriksaan kimia (tes kimiawi)
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.

Tes Dip slide (tes plat-celup)
Berguna untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakteri.

PENGOBATAN
Prinsip pengobatan adalah memberantas (eradikasi) bakteri dengan antibiotika dan koreksi terhadap kelainan organ.

Tujuan pengobatan:

  • Menghilangkan bakteri penyebab ISK
  • Menanggulangi keluhan (gejala)
  • Mencegah kemungkinan gangguan organ (terutama ginjal)
  • Upaya di atas dilakukan dengan menggunakan obat yang sensitif, murah, aman, dan efek samping minimal

Tatacara pengobatan:

  • Menggunakan pengobatan dosis tunggal
  • Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari
  • Menggunakan pengobatan jangka panjang, 4-6 minggu
  • Menggunakan pengobatan pencegahan (profilaksis) dosis rendah
  • Menggunakan pengobatan supresif, yakni pengobatan lanjutan jika pemberantasan (eradikasi) bakteri belum memberikan hasil, terutama pada kasus ISK yang disertai dengan sumbatan (obstruksi) saluran kencing.

Spesifikasi pengobatan terhadap berbagai jenis ISK: pre memori aja deh (maaf, kebanyakan dan terlalu medis). Jika diperlukan boleh juga (menyusul)

P E N Y U L I T

  • Urolithiasis (batu saluran kemih)
  • Infeksi jaringan ginjal
  • ISK berulang (kambuhan)
  • Obstruksi (sumbatan) dengan segala konsekwensinya
  • Dan lain-lain

ANJURAN
Bagi penderita ISK berulang (kambuhan), hendaknya memeriksakan diri secara berkala, setidaknya 1-2 bulan sekali untuk mengetahui kepekaan bakteri terhadap antibiotika dan evaluasi fungsi ginjal.

Semoga bermanfaat

Bacaan:

  • Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, hal 369-376, 2004
  • The Family Practice Handbook, Mark A. Grabber, MD, 3 ed, 1997
  • Urinary Tract Infection, Female, David S Howes, MD, University of Chicago, 2005
  • Urinary Tract Infection, Male, David S Howes, MD, University of Chicago, 2005

Edisi Baca file PDF ukuran 99 kb, silahkan download di sini

Coming soon, seputar jerawat berjudul: “menghitung jerawat di depan cermin“.

Ada selingan lain juga dong :)

Artikel ini sudah diupload di sini ... silahkan melihat diskusinya